-->
Group description=

Font Colour

COLOUR CHANGER

default=

Jumat, 16 Desember 2011

SO DARK THE CON OF MAN

;

Biarawan percaya bahwa Contantine dan penerus lelakinya memutar balik dunia. Dari paganisme matriarchal menjadi Kristen patriarchal dengan cara menyebarkan propaganda yang mensetankan perempuan suci, dengan menghapus dewi dari agama modern untuk selamanya.(h.173)

Penghancuran kaum pagan

Pagan berasal dari bahasa latin paganus, artinya penduduk negeri. Kaum pagan secara harafiah berarti orang-orang desa yang tidak terindoktrinasi, yang berpegang teguh pada agama pedesaan tua yang memuja Alam. Karena Gereja begitu takut akan orang –orang yang tinggal di pedesaan atai villes, sehingga kata yang dulu sama sekali tak berbahaya yang artinya “penduduk desa”, yaitu villain menjadi berarti jiwa jahat.

Symbol religius kaum pagan adalah pentakel. Symbol ini merupakan symbol dari zaman sebelum Masehi, yang berkaitan dengan pemujaan Alam. Para nenek moyang melihat dunia ini sebagai dua bagian—lelaki dan perempuan. Para dewa dan dewi mereka bekerja untuk menjaga keseimbangan kekuatan. Yin dan Yang. Ketika lelaki dan perempuan seimbang, muncul harmoni di dunia ini. Jika mereka tidak seimbang, muncul kekacauan. Symbol pentakel ini mewakili bagian perempuan---sebuah konsep yang oleh para ahli sejarah religius disebut sebagai “perempuan suci” atau “dewi yang hebat”. Pada interpretasi yang paling khusus, pentakel menyimbolkan Venus—dewi seks, cinta dan kecantikan perempuan. Pentakel---asal usul grafik dari keterikatannya dengan Venus. Planet Venus berjalan mengikuti pentakel yang sempurna menyeberangi langit eklip setiap delapan tahun. Para lelulur dulu begitu terpesona menyelidiki fenomena ini, bahwa Venus dan pentakelnya menjadi symbol dari kesempurnaan, kecantikan, dan kualitas peredaran dari cinta seksual.



Symbol pentakel bersifat sangat ketuhanan. Tetapi simbolisme pentakel telah dirusak selama lebih dari seribu tahun. Dalam kasus ini, dirusak dengan coretan darah. Pentakel diubah oleh Gereja Katolik Roma awal. Sebagai bagian dari kampanye Vatikan untuk membasmi agama pagan dan mengembalikan rakyat ke agama Kristen, Gereja mengadakan kampanye fitnahan melawan pemuja dewa dan dewi, menjadikan symbol-simbol ketuhanan pagan sebagai kejahatan.



Ini sangat biasa pada masa kekacauan, sebuah kekuatan baru yang muncul akan mengambil alih symbol-simbol yang sudah ada dan merendahkannya secara berangsur-angsur dengan maksud menghapus symbol-simbol tersebut. Dalam peperangan antara symbol pagan dan symbol Kristen, pagan kalah; tombak bermata tiga Poseidon menjadi garpu setan, topi bijak yang meruncing ke atas menjadi symbol tukang sihir, dan pentakel Venus menjadi symbol setan.(h.54-56)



Tak ada yang dapat menyangkal betapa banyak kebaikan yang dilakukan gereja modern pada dunia yang kacau ini. Walau demikian gereja memiliki sejarah kebohongan dan kekejaman. Perang Suci yang brutal untuk “mengajar kembali” kaum pagan dan penganut agama pemuja dewi memakan waktu tiga abad, dengan menggunakan cara-cara yang inspiratif sekaligus mengerikan. Inkuisisi Katolik menerbitkan buku yang boleh jadi bisa disebut sebagai penerbitan yang paling meminta darah dalam sejarah manusia. Malleus Maleficarum, ‘Godam Para Penyihir’, mengindoktrinasi dunia akan “bahaya kebebasan berpikir perempuan” dan mengajari para biarawan bagaimana menemukan, menyiksa dan menghancurkan mereka. Anggapan “penyihir” oleh gereja meliputi semua sarjana perempuan, pendeta, gipsi, ahli mistik, pencinta alam, pengumpul dedauanan, dan segala perempuan yang “secara mencurigakan akrab dengan alam.”para bidan juga dibunuh karena tindakan mereka yang menggunakan pengetahuan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit saat melahirkan—sebuah penderitaan yang, menurut gereja, merupakan hukuman Tuhan bagi Hawa karena mengambil buah Apel Pengetahuan, sehingga melahirkan terkait dengan gagasan Dosa Asal. Selama tiga ratus tahun perburuan tukang sihir, Gereja telah membakar sekitar lima juta perempuan.



Propaganda dan pertumpahan darah itu berhasil. Kehidupan hari ini merupakan bukti hidup dari itu semua. Kaum perempuan, yang pernah dikenal sebagai separuh yang penting dari pencerahan spiritual, telah dimusnahkan dari semua kuil di dunia ini. Tidak ada rabi Ortodoks, pendeta Katolik, maupun ulama Islam yang perempuan. Satu tindakan penyucian dari Hieros Damos—penyatuan seksual alamiah antara laki-laki dan perempuan sehingga masing-masing menjadi utuh secara spiritual—telah dianggap sebagai tindakan memalukan. Para lelaki suci yang pernah diminta melakukan penyatuan seksual dengan rekan-rekan perempuan mereka, untuk mendekatkan diri pada Tuhan, sekarang khawatir desakan seksual alamiah mereka itu dianggap sebagai tindakan setan, setan yang bekerja sama dengan kaki tangan kesayangannya…perempuan.



Bahkan asosiasi feminine dari dengan tangan kiri tak luput dari penistaan oleh Gereja. Di Prancis dan Italia, kata “kiri”---gauche dan sinistra--- menjadi memiliki arti negative yang dalam, sementara tangan kanan terdengar kebaikan, terampil dan kebenaran. Kini, pikiran radikal dianggap sayap kiri, pikiran irasional dihasilkan otak kiri, dan segala yang jahat disebut sinister.



Zaman dewi telah berlalu. Bandul pendulum telah berayun. Ibu bumi telah menjadi dunia lelaki, dan dewa perusak dan dewa perang sekarang berperan. Ego kaum lelaki melaju selama dua millennium tanpa tercegah oleh rekan perempuannya. Biarawan Sion percaya bahwa kemusnahan perempuan suci dari kehidupan modernlah yang mengakibatkan apa yang disebut oleh suku Indian Hopi sebagai koyanisguatsi, ‘hidup tanpa keseimbangan’, suatu keadaan takstabil yang ditandai oleh perang berbahan bakar testoteron, sebuah keberlebihan dari masyarakat misoginis, dan sebuah rasa tak hormat yang terus tumbuh pada Ibu bumi.(h. 172-175)



Legenda Holy Grail

Biarawan Sion didirikan di Jerusalem pada tahun 1099 oleh Raja Prancis bernama Godefroi de Bouillon. Raja diduga keras sebagai pemilik sebuah rahasia yang sangat kuat---rahasia yang telah dimiliki keluarganya sejak zaman Kristus. Karena takut rahasianya akan hilang saat dia meninggal, ia mendirikan kelompok persaudaraan rahasia---Biarawan Sion---dan mengharuskan mereka menjaga rahasianya dengan cara mewariskannya secara diam-diam dari generasi ke generasi. Untuk menjaga rahasia ini Biarawan membentuk satuan tentara yang disebut “Persekutuan Para Kesatria Miskin Kristus dan Kuil Salomo” atau dikenal sebagai “Templar”. Templar menemukan dokumen-dokumen rahasia di bawah the “Holy of Holies” yang memberikan mereka kekuasaan tak terbatas serta mengumumkan bahwa mereka berhak “menetapkan hukum bagi mereka sendiri”---sebuah otonomi tentara yang terlepas dari campur tangan para raja, pendeta tinggi baik dalam keagamaan maupun politik. Melihat begitu besarnya pengaruh Templar, membuat Paus Clement V gusar dan memutuskan untuk membubarkan Templar dan merampas harta mereka, dengan begitu berarti mengalihkan kendali atas rahasia itu ke Vatikan. Jumat, 13 Oktober 1307, atas permintaan Tuhan kepada Clement, Templar ditangkap, disiksa dan dibakar ditiang pembakaran dengan tuduhan bidah, dengan dosa besar memuja setan, homoseksualitas, sodomi, mencemarkan salib dan perilaku nista lainnya. Hingga kini, Jumat tanggal 13 dianggap sebagai hari sial.



Tetapi Clement tidak berhasil merampas dokumen-dokumen itu dari tangan Templar. Dokumen rahasia itu telah dipercayakan kepada arsitek Templar, Biarawan Sion, yang tak jelas identitasnya, yang tirai kerahasiannya telah melindungi mereka dari jangkauan pembantaian Vatikan. Spekulasi terkini mengatakan bahwa dokumen itu ada di Inggris dan selama seribu tahun, legenda rahasia itu telah dialihkan. Keseluruhan dokumen, kekuatannya dan rahasianya menjadi terkenal dengan nama Sangreal. Sangreal punya hubungan dengan kata Prancis sang atau bahasa Spanyol sangre---artinya darah. Biarawan menjaga bukti itu dan menunggu waktu yang tepat dalam sejarah untuk mengungkap kebenaran itu. Sangreal adalah kata kuno, dan selama bertahun-tahun mengalami perkembangan menjadi sebuah kata yang lebih modern yaitu Holy Grail. Holy Grail adalah harta karun yang paling dicari dalam sejarah manusia. Grail memiliki legenda yang berkembang, peperangan dan pencarian seumur hidup. Masuk akalkah jika Grail hanya sebuah cawan? Grail telah disembunyikan di suatu tempat, paling tidak sejak tahun 1500.(h.220-226)



Singkatnya, menurut Biarawan Sion, Holy Grail sama sekali bukan sebuah cawan, yang sesungguhnya merupakan kiasan sederhana yang hebat. Artinya Grail menggunakan cawan sebagai metafora untuk menunjuk sesuatu yang lain, sesuatau yang lebih kuat. Dalam symbol Biarawan mawar dan Grail adalah sama. Mawar berarti kerahasiaan, tidak hanya itu Rosa rugosa, salah satu jenis mawar tertua, mempunyai kelopak dan segi lima simetris, persis seperti bintang penunjuk Venus, yang memberi Mawar kaitan ikonografi yang kuat dengan keperempuanan. Mawar merupakan symbol yang berarti Grail pada banyak tingkatan—kerahasiaan, keperempuanan, dan petunjuk---cawan feminine dan bintang penunjuk yang membawa ke kebenaran rahasia.



Perasaan Leonardo tentang Alkitab berhubungan langsung dengan Holy Grail. Kenyataanya, Da Vinci melukiskan Grail yang asli, dalam lukisannya yang paling termasyur sepanjang masa, The Last Supper, lukisan legendaris Da Vinci dari dinding Santa Maria delle Grazie di Milan. Penggambaran Grail sebagai cawan merupakan kiasan untuk menyamarkan kesejatian Holy Grail. Cawan sebagai metafora bagi sesuatu yang jauh lebih penting yaitu perempuan. Cawan atau bejana menyerupai bentuk rahim perempuan. Symbol ini berhubungan dengan keperempuanan, dunia perempuan dan kesuburan. Grail sebenarnya adalah symbol kuno untuk dunia keperempuanan, dan Holy Grail mewakili perempuan suci dan dewi, yang tentu saja sekarang sudah hilang, dihapuskan oleh gereja. Kekuatan perempuan dan kemampuannya untuk melahirkan kehidupan pernah sangat disucikan, tetapi itu merupakan ancaman bagi kebangkitan Gereja yang dikuasai lelaki, dan karena itulah perempuan suci diibliskan dan dianggap kotor. Lelaki-lah, bukan Tuhan, yang menciptakan konsep dosa awal, yaitu ketika hawa memcicipi Apel dan menyebabkan jatuhnya ras manusia. Perempuan, yang pernah menjadi pemberi kehidupan yang suci, sekarang merupakan musuh.



Konsep perempuan sebagai pembawa kehidupan merupakan dasar dari agama kuno. Melahirkan anak merupakan peristiwa mistis dan penuh kekuatan. Sedihnya, filosofi Kristen memutuskan untuk menggelapkan kekuatan penciptaan perempuan dengan mengabaikan kebenaran biologis dan menjadikan laki-laki sebagai pencipta. Kitab Kejadian mengatakan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Perempuan menjadi bagian lelaki dan penuh dosa. Kitab Kejadian merupakan awal dari berakhirnya pemujaan terhadap dewi.



Grail merupakan symbol dari dewi yang hilang. Ketika Kristen hadir, agama-agama pagan ternyata tidak mati begitu saja. Legenda pencarian Grail yang hilang sebenarnya merupakan cerita tentang permintaan yang terlarang untuk mencari perempuan suci yang hilang. Para kesatria yang mengaku mencari cawan berbicara menggunakan kode-kode untuk melindungi diri mereka sendiri dari gereja yang telah menaklukkan perempuan, menghilangkan dewi, membakar orang kafir, dan melarang penghormatan kaum pagan kepada perempuan suci.



Lukisan asli The Last Supper Da Vinci adalah tiga belas lelaki dan satu perempuan yang duduk di tempat kehormatan, di sebelah kanan Yesus. Perempuan itu adalah Maria Magdalena. Tetapi ia ditulis sebagai pelacur dalam Alkitab adalah salah besar. Konsepsi yang salah itu merupakan warisan dari kampanye negative yang disebarkan oleh Gereja awal. Gereja harus menghapus nama Maria Magdalena untuk menutupi rahasia yang berbahaya—perannya sebagai Holy Grail. Kontur pada lukisan itu memperlihatkan symbol Grail, cawan dan rahim perempuan. Sebelum penyaliban, rencananya Yesus menyiapkan masa depan Gereja-Nya akan dipimpin oleh Maria Magdalena. Kaum lelaki cemburu dengan rencana Yesus, oleh karenanya segala daya dikerahkan untuk menghilangkan peran perempuan, termasuk penghilangan Injil Maria Magdalena. Yesus dan Maria adalah gambaran Yin dan Yang, dan tentang sifat keilahian dan kemanusiaan Yesus dibeberkan di halaman 321-348. Semua itu terungkap lewat kode-kode dalam lukisan Leonardo, yang tahu dimana Grail berada selama masa hidupnya. Itulah satu dari dua fakta yang tertinggal.



Ideologi Da Vinci

Inilah pesan dari novel The Da Vinci Code karya Dan Brown, yang mengungkap ideology pelukis terkenal Leonardo Da Vinci, begitu membelalakkan mata, memberi pencerahan dan sungguh mengguncang iman. Da Vinci salah satu penjaga Holy Grail, telah menyembunyikan berbagai petunjuk dalam karya seninya. Dalam The Vitruan Man, Madonna Of the Rock, The Last Supper, Adoration of Magi dan Mona Lisa-nya, ia coba mengungkapkan tentang ‘perempuan suci’ dan pentingnya keseimbangan perempuan dan laki-laki. Da Vinci setuju dengan konsep keseimbangan dengan penggabungan laki-laki dan perempuan atau sering disebut androgini. Tidak hanya Da Vinci yang percaya tentang ‘perempuan suci’ tetapi ada nama seniman terkenal lain seperti Botticelli, Sir Issac Newton, Victor Hugo dan Jean Cocteau mereka adalah kaum pagan. Sebagai pelukis hebat, Da Vinci menyuarakan keprihatinannya terhadap penyisihan perempuan suci dari agama modern. Da Vinci kecewa pada setanisasi sang dewi oleh gereja modern, hal ini diukir dalam symbol-simbol pada lukisannya. Kalaulah Da Vinci melukis tema-tema kristiani tidak sebagai ekspresi yang dipercayainya, namun lebih sebagai tindakan komersial saja. Sebuah cara untuk mengongkosi gaya hidup mewah dengan menerima komisi-komisi menguntungkan dari Vatikan.

Jika memang ini fakta sejarahnya, saya jadi teringat dengan diskusi-diskusi seru dan pertanyaan-pertanyaan kritis saat belajar tentang Agama dan Perempuan, khususnya mata ajaran kedudukan perempuan dalam gereja Katolik. Rasanya penjelasan Dan Brown ini, menjawab semua dan atau sebuah sebab keterpinggiran kaum perempuan dari gereja. Dan tentang kehidupan Zaman Dewi, saya jadi ingat dengan upacara-upacara ritual di Bali yang selalu dipimpin oleh pedinde perempuan, patung-patung dewi, pentingnya harmonisasi dengan alam, sehingga sangat tepat bahwa suasana kedamaian di Bali, merupakan inpirasi bagi dunia sebagai tempat pemulihan dan kampanye perdamaian. Seperti itukah zaman dewi? Akankah zaman paganisme matriarchal kembali? Bukankah sekarang adalah millennium Aguarius? Entahlah…
...IMAM SANTOS SALADIN AL GHAZI ZAT ZIT ZUT...

0 komentar:

description=